Minggu, 27 Februari 2011
Boneka Itu...
Namaku Denisha. Aku sangat suka mengoleksi boneka. Aku mulai mengoleksi sejak umurku 6 tahun.Di dalam kamarku sudah penuh dengan boneka-bonekaku. Tapi, berbeda pada boneka yang satu ini, aku mendapatkannya saat ulang tahunku yang ke-9….***Betapa bahagianya aku karena hari ni aku berulang tahun ! karena aku sudah besar, papa membiarkan aku mencarri boneka untuk diriku sendiri. Hari ini juga aku dan papaku akan berkeliling untuk mencari hadiah untukku. Tibalah kami di sebuah toko boneka. Toko itu terlihat sangat bagus, tetapi sangat sepi dari pelanggan. “ selamat siang adik kecil.” Sapa pegawai di toko itu dengan ramah. “adik mau boneka apa? Biar mbak yang antar kamu keliling ya, papanya tunggu di sana aja.”, “titip anak saya ya mbak ” kata papa. Akupun mulai berkeliling di toko itu. Tak seperti biasanya, aku sama sekali tidak tertarik dengan boneka-boneka disitu. Tidak ada yang menarik dimataku. “ belum menemukan yang bagus dik ?” Tanya pegawai itu. Tiba-tiba aku tertarik melihat sebuah boneka teddy lusuh yang di taruh di sebuah kardus. Boneka itu sudah agak rusak di bagian telinganya. Bulunya juga sudah kusam, dan entah kenapa aku sangat menginginkannya. “aku ingin yang itu mbak !”, “ngg.. adik yakin yang itu ?” , “iya mbak !”Papa datang menghampiri kami karena merasa penasaran. “kamu mau yang itu ?” , “iya papa !”“mbak, bungkus yang itu ya..”. dengan muka setengah bingung dan khawatir pegawai itu membungkus boneka itu. Kamipun pulang dengan membawa teddy misterius itu.***Sesampainya dirumah, aku meminta ibuku untuk memperbaikinya. “Denis, kenapa kamu beli teddy yang lusuh dan rusak kaya gini ?” , “aku suka aja ma..”. tanpa berkata banyak mamaku memperbaikinya. Saat mamaku menusukan jarum ke teddy itu, jarum itu malah berbalik menusuk jari mamaku. “Ah ! kok jarumnya mantul sih ?“ seru mamaku. Tanpa berpikir macam-macam mamaku melanjutkan pekerjaannya. Setelah selesai boneka itu di berikan padaku. Akupun berlari kekamar sambil membawa teddyku dan bernyanyi. “halo semuanya ! kalian punya teman baru ! namanya teddy !” seruku kepada seluruh bonekaku yang ada dikamar. “Tweety (boneka kesayanganku), kamu punya teman baru !” . lalu aku menaruh teddyku di pinggir kasur dan aku bermain dengan tweety.Malam pun tiba, akupun bersiap-siap tidur. Aku tidur sambil memeluk tweety-ku. “selamat malam semua ! selamat malam tweety !” seruku lagi kepada semua bonekaku.***Keanehan mulai aku rasakan pada hari itu, saat aku bangun aku sudah memeluk teddy baruku. “Pagi twee… teddy ?” aku sangat heran. Aku mencari-cari kemana tweetyku pergi. Saat aku melihat ke dinding kamarku, tweety tertancap di sebuah paku dengan matanya yang rusak dan kakinya yang rusak. Otomatis aku menangis sangat keras. “TWEETYY!! Siapa yang rusakin tweety akuuu ????, huaaaa.. :’( “ tiba-tiba mama datang dan menghampiri aku. “Denisha kamu kenapa ?” , “ liat ma tweety aku, huaaa… “ Mama yang merasa heran langsung mengambil tweetyku dan membuangnya. Papa datang dan menenangkanku. “sudahlah, kan masih banyak boneka lain”. Tangisankupun seraya berhenti dan memeluk teddy. Sudah beberapa kali aku mengganti boneka kesayangan, boneka-boneka itu selalu bernasib sama seperti tweety. Dan pada pagi hari aku selalu memeluk teddy. Sepertinya teddy selalu marah bila aku menyayangi boneka lain selain dirinya. Dan aku putuskan melupakan hal itu dan mengganti boneka kesayanganku menjadi teddy. Sejak saat itu, keadaan menjadi pulih seperti semula. Papa dan mama juga merasa aneh pada kejadian-kejadian itu. Pernah saat itu pembantuku mencoba membuang teddy atas perintah papa dan mama. Saat ingin membuangnya pembantuku justru terpeleset dan kepalanya bocor sehingga harus dirawat di rumah sakit. Papa dan mama sadar bahwa ada sesuatu yang aneh pada teddyku itu.***5 bulan setelah itu, tibalah ulang tahunku yang ke-10. Saat itu papa dan mama memberiku boneka Barbie yang sangat cantik beserta perlengkapannya. Aku pun melupakan teddy dan bermain dengan Barbie itu. Kejadian yang samapun ter ulang lagi, hanya lebih mengenaskan. Boneka barbieku menjadi botak dan mukanya tertancap pecahan kaca dari kaca mainan. Tngan dan kakinya terpisah semua. akupun menagis sekeras-kerasnya. Aku yang masih kecil tidak tahu hal-hal yang berbau mistis. Pada akhirnya papa dan mamaku mengundang Mbah Parjo (orang pintar) untuk datang kerumah kami. “permisi bu, pak. Ada masalah apa ya ?” kata mbah Parjo yang terlihat sudah sangat tua itu. Mama menceritakan masalah yang kami alami. Kata mbah Parjo bisa saja ada arwah jahat yang menetap dalam boneka itu, dan katanya dia bisa mengusir arwah itu dengan membakar boneka tersebut. “sekarang, simana boneka itu ?” , “ada dikamar anak saya mbah, mari saya antar” kata papa. –saat itu aku sedang sekolah-. ”itu mbah” kata papa sambil menunjuk boneka itu. “. “bisa tinggal saya sebentar di dalam kamar ini ?” , “bb..baik mbah” kata papa seolah tak yakin. “tolong kunci dari luar ya kamar ini, jangan ada yang mengetuk pintu ataupun mengganggu saya”. Papa dan mama keluar dan mengunci kamarku bersama mbah parjo dan teddy. “tidak apa-apa pah ?” kata mama. “sudahlah ma kita percayakan aja sama mbah Parjo”. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang dan mbah Parjopun tidak keluar. Akupun [ulang dari sekolah. Saat ingin masuk kamar, mama menghalangiku. “Jangan masuk denish ! ” , “kenapa ma?” , “udah kamu nunggu disini aja”. Tanpa tau apa-apa akupun menuruti mama, aku tidak tau kalau teddyku hendak dimusnahkan. Setelah sekian lama aku dan orangtuaku menunggu, mbah Parjopun keluar dan bilang kalau boneka itu sudah lenyap. Saat kami hendak masuk kedalam tiba-tiba ada suara ‘grasak-grusuk’ dari dalam, dan tiba-tiba saja “BRRRR.. FUAM !!” kamarku penuh dengan api. “Bonekaku mama !!” seruku yang ingin menangis. Api itu menjalar ke mana-mana. “ayo kita keluar !” kata papa. Aku dan orang tuaku berlari keluar beserta mbah parjo. “mungkin arwah itu marah pak !” kata mbah parjo. Papa langsung menelpon pemadam kebakaran, dan untunglah rumahku selamat. “sekarang bapak dan keluarga bisa hisup tenang” serum bah Parjo. “terima kasih ya mbah” kata papa. “Denisha, kamu bawa apa itu?” Tanya mama. Mereka semua tercengang melihat benda apa yang kubawa. “tidak mungkin !” serum bah Parjo. “ini Teddy ma..” kataku, teddy tersenyum dengan matanya yang mulai memerah….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar